Jumat, 27 Maret 2020

Tugas TEKNOLOGI LAYANAN JARINGAN

SOFTSWITCH covid 19

Pengertian Softswitch : Fungsi dan Cara Kerja Softswitch

Pengertian Softswitch Fungsi dan Cara Kerja Softswitch

Pengertian Softswitch

Softswitch merupakan entitas berbagai software yan mengjadikan fungsi kontrol panggilan pada jaringan IP (Internet Protocol). Softswitch diperkenalkan dan dikembangkan oleh International Softswitch Consortium (ISC), yang identik dengan sebuah alat yang mampu menghubungkan antara jaringan sirkuit dengan jaringan paket, termasuk didalamnya adalah jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN), Internet yang berbasis IP, TV Kabel atau Smart TV hingga jaringan seluler melalui gawai.



Softswitch merupakan sebuah sistem telekomunikasi masa depan yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, yakni mampu memberikan layanan tripel play sekaligus, dimana layanan ini hanya mungkin dilakukan oleh sistem dengan jaringan yang maju seperti teknologi berbasis IP.

Softswitch lebih dikenal saat ini dengan istilah IP-PBX dan jaringan komunikasi di masa yang akan datang jelas akan terbagi menjadi dua yaitu teknologi jaringan PSTN dan VoIP.


Fungsi Softswitch

Fungsi softswitch sebagai berikut :
a. Memiliki Fungsi Switching
Teknik switching merupakan salah satu komponen terpenting dalam jaringan telekomunikasi. Dengan switching, komunikasi point-to-point dapat dilakukan tanpa harus menghubungkan langsung antara kedua node tersebut.

Selain untuk melakukan switch (menghubungkan) satu dengan yang lainnya untuk node IP, juga softswitch dapat menghubungkan dan memutuskan antara IP-PBX dengan PSTN, untuk mengatur lalu lintas berupa data, suara dan video.

b. Fungsi Kontrol
Fungsi kontrol pada teknologi softswitch dilakukan oleh Media Gateway Controller (MGC) yang bekerja untuk mengarahkan, memvalidasi dan menyediakan akses bagi pengguna, serta membuat rute pensinyalan ke jaringan PSTN.

c. Fungsi Pensinyalan 
Signalling yang dilakukan antar MGC menggunakan protokol Magaco, H.323 dan SIP. Protokol tersebut menjamin kerja sistem secara optimal. Siganlling antara PSTN dengan IP menggunakan jaringan point-to-point.

d. Fungsi Interface
Softswitch memiliki interface yang disebut dengan Application Programming Interface (API) yang membuatnya mampu untuk menambahkan atau mengembangkan server-server yang digunakan untuk menambahkan layana baru.

Komponen Softswitch

Softswitch terdiri atas komponen-komponen berikut :
  • Media gateway controller (MGC) atau Call Agent
  • Signalling Gateway (SG)
  • Media Gateway (MG)
  • Media Server
  • Feature Server
  • Operating Support System (OSS)

Cara Kerja Softswitch



  1. Softswitch, customer gateway dan IP telephone mengirimkan sinyal satu sama lain dalam jaringan paket dengan menggunakan protokol telephon, seperti H.323 dan SIP.
  2. Setelah sinyal diterima, softswitch akan mengidentifikasi panggilan masuk yang berasal dari PSTN atau jaringan IP.
  3. Jika pihak yang dipanggil menggunakan IP, maka softswitch akan mengintruksikan customer gateway sumber dan customer gateway tujuan untuk membuat rute secara langsung dan masih dalam jaringan LAN/MAN/WAN
  4. Bila yang dipanggil menggunakan jaringan PSTN, maka softswitch akan mengintruksikan Originating customer gateway untuk membuat rute menuju Mdia Gateway (MG) yang berhubungan antara lokal dengan sentral trunk dan MG bekerja seiring dengan SG.
  5. Salah satu contoh implementasi softswitch adalah VoIP atau telepon melalui internet.
  • Softswitch adalah suatu alat yang mampu menghubungkan antara jaringan sirkuit dengan jaringan paket, termasuk di dalamnya adalah jaringan telpon tetap (PSTN), internet yang berbasis IP, kabel TV dan juga jaringan seluler yang telah ada selama ini.
  • Softswitch lebih dikenal sebagai IP-PBX. Perangkat perangkat dalam sofswitch yaitu :
  • Media Gateway Controller (MGC) yang sering disebut dengan perangkat call agent. MGC atau Call Agent adalah elemen utama softswitch, berfungsi untuk mengontrol semua sesi layanan  an komunikasi, mengatur interaksi elemen elemen jaringan yang lain, dan menjembatani jaringan dengan karakteristik yang berbeda, yakni termasuk PSTN, SS7, dan jaringan IP.
  • Aplication Server.  Application Server merupakan entitas pengeksekusi aplikasi. Peran utama Application Server adalah untuk menyediakan logika layanan dan eksekusi untuk beberapa aplikasi dan layanan, contohnya seperti features, OSS, NMS.
  • Media server 
  • Selain memiliki berbagai perangkat, Softswitch juga memiliki kapsitas yaitu harus mampu menangani trafik panggilan minimal 4 juta BHC (Business Hosted Communications) dan dapat pula ditambah kapsitasnya sesuai kebutuhan. Kapsitas sistem ini juga harus disdesain secara modular.

  • dalam softswitch harus mampu menjamin kualitas layanan dengan batas nilai seperti pada dibawah ini :
  1. One Way Delay 
  2. Delay Fariation 
  3. Information Loss 
  4. MOS (Mean Opition Socore) 
  5. Echo Cancelation 
  6. Post Dial Delay 
Fitur Fitur Softswitch : 
  1. Abreviated Dialing 
  2. Call Forwarding 
  3. Call Waiting Cancel  
  4. Calling Line Indetification Presentase (CCIP) 
  5. Clip On Call Waiting 
  6. Conterence Call 
  7. Confrex

Tugas ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN

Routing Dinamis

Routing Dinamis

#Pengertian Dynamic Routing dan kelebihan-kekurangan, serta Pengertian Routing Protocol dan Macam-Macamnya
Hasil gambar untuk cara kerja routing


A.    Pengertian Dynamic Routing
  • Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork
  • Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Routerrouter tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya.
  • Router dinamis adalah router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru. 
  • Routing dinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. 
  • Routing dinamis ini lebih mudah dari pada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.
  • Dynamic routing besifat dinamik dan mampu melakukan update route dengan cara medistribusikan informasi mengenai jalur terbaik ke router lain. Kemampuan inilah yang membuat routing dinamik mampu beradaptasi terhadap perubahan topologi jaringan secara logical. B
  • contoh routing dynamic yang bisa digunakan dalam jaringan internal suatu perusahaan yaitu RIP, IGRP, OSPF, dan EIGRP. Dalam prakteknya, masing-masing routing tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga perlu banyak pertimbangan yang baru dipikirkan agar bisa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pemborosan biaya dan pengembangan jaringan di kemudian hari.


B.   Kelebihan Dan Kekurangan Dynamic Routing
Adapun keuntungan dynamic routing adalah sebagai berikut :

  1. Cocok untuk area besar/luas
  1.  Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya
  1. Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router dikonfigurasi, hanya router yang berkaitan saja
  1. Router secara otomatis berbagi informasi
  1. Routing table dibuat secara dinamik
  1. Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada
  1. Administrator tidak ikut campur tangan

Sedangkan kelemahan dynamic routing adalah sebagai berikut.

1.        Beban kerja router menjadi lebih berat karena selalu memperbarui IP Table pada setiap waktu tertentu
2.        Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP Table terbilang lama karena router membroadcast ke semua router lainnya sampai ada yang cocok sehingga setelah konfigurasi harus menunggu. beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang ada.

C.     Pengertian Routing protokol 

#Routing protokol  adalah berbeda dengan router protokol. Routing protokol adalah komunikasi antara router. Routing protokol mengijinkan router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki tabel routingnya. Ada beberapa dynamic routing untuk IP.
#Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routing didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan oleh Routing Dynamic.

D.    Macam – macam Protokol pada Routing Dinamis
Macam-macam protokol dynamic routing adalah :
1.    RIP (Routing Information Protocol
– menggunakan algoritma distance vector
– Routing protokol distance vector
– Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik
– Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
– Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik
RIP merupakan routing protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rute default. RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. RIPv1 (RIP versi 1)
– Hanya mendukung routing classfull
– Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
– Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
– Perbaikan routing broadcast
Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:
1.      Distance Vector Routing Protocol.
2.      Menggunakan metric yaitu hop count
3.      Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
4.      Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
5.      Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
6.      Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6
7.      Menjalankan auto summary secara default
8.      Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
9.      Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2
10.  Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 11. tidak mendukung VLSM dan CIDR.
11.  Mempunyai AD 120
b. RIPv2 (RIP versi 2)
– Mendukung routing classfull dan routing classless
– Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
– Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
– Perbaikan routing multicast
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.
 
     Persamaan RIP v2 dengan RIP  v1 :
– Distance Vector Routing Protocol
– Metric berupa hop count
– Max hop count adalah 15
– Menggunakan port 520
– Menjalankan auto summary secara default
Perbedaan RIP v2 dengan RIP v.1 :
– Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR
– Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
– Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
– Auto Summary dapat dimatikan
– Mendukung fungsi keamanan berupa authenticationyang dapat mencegah routing update dikirim atauditerima dari sumber yang tidak dipercaya

2.    IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
– Menggunakan algoritma distance vector
– Protokol routing distance vector
– Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability
– Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik
       Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).
       Pada IGRP ini routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan: load, delay, bandwitdh, realibility.

3. OSPF (Open Short Path First
– Menggunakan algoritma link-state
– Protokol routing link-state
– Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328
– Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah
– Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan
OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan.  Jika Anda memiliki banyak  router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yang disebut route redistribution – sebuah layanan penerjemah antar – routing protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.
 
4. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
– Menggunakan algoritma advanced distance vector
– Menggunakan protokol routing enhanced distance vector
– Menggunakan cost load balancing yang tidak sama
– Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state
– Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek
Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
 – menggunakan algoritma distance vector

5. BGP (Border Gateway Protocol)
– Menggunakan routing protokol distance vector
– Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client
– Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system
BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update – update dikirim melalui koneksi TCP.

KONFIGURASI ROUTING DINAMIK DENGAN PACKET TRACER

Kali ini saya akan menjelaskan tentang bagaimana caranya membuat Router Dinamik, saya akan kasih contoh seperti pada router static yang saya buat di tutorial sebelumnya hanya saja ini berbeda  pada konfiguasi Routingnya saja. Pertama yang harus di buat adalah Buat 3 buah router, 3 buah switch, dan 2 PC pada masing masing router. Seperti contoh gambar di bawah ini:
Technical Order
  • Router ke router : Serial
  • Router ke switch : FastEthernet (boleh pake Ethernet tapi lebih cepat FastEthernet)
  • Switch ke PC : FastEthernet
  • Konektor yang warna merah menggunakan Serial DTE
  •  (recommended) Sebaiknya menggunakan Routers yang Generic (Router-PT) agar kita tidak perlu menambahkan modul pada komponen router.
  • (recommended) Untuk Switches gunakan Generic (Switch-PT)
  • Konfigurasi ini menggunakan CLI (command-line interface)

== KONFIGURASI ROUTER ==
 Sterling
Router>en
Router#conf  ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface serial 3/0
Router(config-if)#ip address 172.16.2.1.255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 172.16.1.1. 255.255.255.0
 Hoboken
Router#conf ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface serial 2/0
Router(config-if)#ip address 172.16.2.2.255.255.255.0
Router(config-if)#interface serial 3/0
Router(config-if)#ip address 172.16.4.1.255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 172.16.3.1.255.255.255.0
Waycross
Router#conf  ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface serial 2/0
Router(config-if)#ip address 172.16.4.2.255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 172.16.5.1.255.255.255.0

== KONFIGURASI PC ==
STERLING
PC 0 : IP 172.16.1.2GW 172.16.1.1
PC 1 : IP 172.16.1.3 GW 172.16.1.1
HOBOKEN
PC 2 : IP 172.16.3.2GW 172.16.3.1
PC 3 : IP 172.16.3.3 GW 172.16.3.1
WAYCROSS
PC 4 : IP 172.16.5.2 GW 172.16.5.1
PC 5 : IP 172.16.5.3 GW 172.16.5.1

== KONFIGURASI ROUTER DINAMIK ==
Pada konfigurasi router Dinamik, Tambahkan semua network yang telah diatur pada masing masing router. Misalnya tambahkan semua network pada Sterling ke dalam settingan Router  RIP  pada Sterling. Untuk lebih jelasnya lihat konfigurasi di bawah ini:
Sterling
Router>en
Router#conf  ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 172.16.2.0
Router(config-router)#network 172.16.1.0
 Hoboken
Router>en
Router#conf  ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 172.16.2.0
Router(config-router)#network 172.16.4.0
Router(config-router)#network 172.16.3.0
 Waycross
Router>en
Router#conf ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 172.16.4.0
Router(config-router)#network 172.16.5.0
Semua sudah terkonfigurasi,setelah itu kita ping pada masing-masing PC/Router,seperti pada contoh di bawah ini.
 








Menggabungkan 2 group yang sudah kita buat (static & dinamik) menjadi 1 group jaringan dengan wireless

Tugas ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN

Routing Statis

Routing statis

#Pengertian, Cara Kerja, dan Kelebihan-Kekurangan Routing Static


A.   Definisi Routing Static   
1.    Pengertian Routing Static
  • Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork
  • Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router
  • Router router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan dluar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya. 
  • Routing static adalah jenis routing yang dilakukan admin/pengelola jaringan untuk mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju secara manual. 
  • Routing static juga dapat dikatakan sebagai  suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabel routing) dengan konfigurasi manual. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya.
  • static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.


2.    Cara Kerja Static Routing

Fungsi utama Router adalah merutekan paket (informasi). Sebuah Router memiliki kemampuan Routing, artinya Router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute perjalanan informasi (paket) akan dilewatkan, apakah ditujukan untuk host lain yang satu network ataukah berada di network yang berbeda.
Jika paket-paket ditujukan untuk host pada network lain maka router akan meneruskannya ke network tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditujukan untuk host yang satu network maka router akan menghalangi paket-paket keluar.

#Cara kerja static routing dapat dibagi menjadi 3 bagian:1.      Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router.2.      Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.
3.      Routing static digunakan untuk melewatkan paket data.


3.    Kelebihan Dan Kekurangan Static Routing
Adapun keuntungan static routing adalah sebagai berikut.

1.        Static route lebih aman dibanding dynamic route karena static routing hanya mengandung informasi yang telah dimasukkan secara manual.2.        Pemeliharabandwidth network karenpeng-update-a informasi routemembutuhkan broadcasts yang terus menerus.3.        Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic.
4.        Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.
5.        Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu
6.        Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah.

Sedangkan kelemahan static routing adalah sebagai berikut.
1.      Administrasinya cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya jika   terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual.
2.      Tidak ada tolerasi kesalahan. Jika suatu router down, maka static tidak akan memperbaharui informasi dan tidak akan menginformasikan ke router yang lain.
3.      Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual.
4.      Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next hoopnya (gateway nya).


KONFIGURASI ROUTING STATIS MENGGUNAKAN 3 ROUTER DI CISCO PACKET TRACER

Konfigurasi Routing Statis Menggunakan 3 Router di Cisco Packet Tracer

Kali ini konfigurasi router statis yang akan dikonfigurasi menggunakan 3 buah router, 3 buah switch dan 6 buah PC client, dan alamat ipnya dapat dilihat pada topologi dibawah ini :
Keterangan :
3 router dihubungkan dengan kabel dce.
Antar Switch ke router dihungkan menggunakan kabel straight.
Pc Client dihubungkan ke switch menggunakan kabel straight. 
Untuk penghubung port antar device bisa dilihat pada topologi diatas.

1. Sebelum melakukan statis routing pada tiap router lebih baik buat catatan pada notepad atau buku tulis untuk memudahkan pengisian routing statis pada masing-masing router nantinya. Karena dalam melakukan konfigurasi statis routing harus ada tiga poin yang diisikan yaitu, network netmask dan nexthop.


2. Setting ip address di masing-masing router

Gambar diatas adalah konfigurasi untuk setting ip pada R1 

Pada interface fastethernet 0/0 konfigurasi ip address nya dengan ip 192.168.1.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 2/0 konfigurasi ip address nya dengan ip 192.168.4.1 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai konfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".



Gambar diatas adalah verifikasi ip R1

 Gambar diatas adalah konfigurasi untuk setting ip pada R2

Pada interface fastethernet 0/0 konfigurasi ip address nya dengan ip 192.168.2.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 2/0 konfigurasi ip address nya dengan ip 192.168.5.1 dengan subnetmask 255.255.255.0.
 Pada interfase serial 3/0 konfigurasi ip address nya dengan ip 192.168.4.2 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai konfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".


Gambar diatas adalah verifikasi ip R2

Gambar diatas adalah konfigurasi untuk setting ip R3 


Pada interface fastethernet 0/0 konfigurasi ip address nya dengan ip 192.168.3.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 3/0 konfigurasi ip address nya dengan ip 192.168.5.2 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai konfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".


Gambar diatas adalah verifikasi ip R3


3.  Setelah selesai memasukan semua ip pada router langkah yang selanjutnya adalah mengkonfigurasikan ip route.

R1


Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus diperhatikan yaitu harus ada "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (route nya lihat yang telah ditulis pada notepad)

Gambar verifikasi ip route R1 tanda S menandakan bahwa router tersebut telah di routing secara statis.

R2  



Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus diperhatikan yaitu harus ada "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (route nya lihat yang telah ditulis pada notepad)

  Gambar verifikasi ip route R1 tanda S menandakan bahwa router tersebut telah di routing secara statis.

R3 

Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus diperhatikan yaitu harus ada "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (route nya lihat yang telah ditulis pada notepad)


Gambar verifikasi ip route R1 tanda S menandakan bahwa router tersebut telah di routing secara statis.

4. Setelah selesai konfigurasi pada setiap router maka selanjutnya addalah mengisi alamat ip address pada tiap-tiap pc client.
 Setting setiap ip pada client sesuai dengan keterangan ip yang ada pada topologi.

5. Langkah berikutnya adalah melakukan tes koneksi dengan cara ping dan pengiriman PDU.
Tes koneksi dengan pin, sebelum ping ke ip address pc yang dituju ketik perintah ipconfig dulu untuk mengetahui ip yang telah disetting sebelumnya.

 Gambar ipconfig pada pc client pertama

Gambar diatas adalah gambar yang menunjukan hasil pengepingan dari pc client yang mempunyai alamt ip address 192.168.1.2 menuju ke ip address 192.168.2.2.

Gambar diatas adalah gambar yang menunjukan hasil pengepingan dari pc client yang mempunyai alamt ip address 192.168.1.2 menuju ke ip address 192.168.3.2.

Hasil tes pengoneksian dengan menggunakan pengiriman PDU adalah seperti gambar dibawah ini.

Konfigurasi static routing telah berhasil dikonfigurasikan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan.

Kesimpulan :

1. Untuk memudahkan dalam mengkonfigurasi routing statis lebih baik tentukan dulu ip rute atau jalur yang akan diambil bisa ditulis didalam notepad atau dikertas.
2. Routing statis bisa diibaratkan sebuah pengiriman paket yang hanya mengetahui "jalan pergi dan tak tau arah jalan pulang" jadi jika akan mengkonfigurasi routing statis harus disetting semua ip route di setiap routernya agar semua router yang terhubung dapat saling bertukar data dan berkomunikasi.